Elegance

Posted on : 6 November 2021

Manusia, selama mengemban tugasnya sebagai makhluk hidup akan terus berkembang. Tanaman, selama menjadi tanaman, akan berkembang menjadi tanaman yang lebih cantik, lebih indah, atau berbuah lebat. Semua bentuk hidup terus berjalan dan berkembang, dan perkembangannya berhenti saat mati.

Seiring semakin lama kita berenang-renang dengan elegan dalam kolam kehidupan, konsekuensi bertambah bijak, bertambah pintar, atau ‘naik kelas’ seakan sebuah riak-riak air yang terus mengikuti di belakang. Riaknya terkadang semakin besar, semakin berpengaruh ke sekitar, dan pada beberapa kasus, akan semakin berat dan susah pula menariknya.
Dilakukan berbagai upaya untuk menguji seberapa jauh perkembangan diri kita telah sampai. Seperti anak sekolah yang punya ujian akhir dan tengah semester di antara semester-semester perjalanan mereka belajar. Biar tahu, apakah kita sudah naik kelas? Biar nanti setelah naik, kita bisa mulai mempelajari yang lebih susah dan susah lagi, yang lebih besar dan besar lagi. Bedanya, pengalaman menjadi “orang” itu tidak pernah ada lulusnya sampai kita sendiri sudah tidak bisa merasakan apa-apa. Mati. Ia seperti terus menjadi kompleks dan kompleks, terus menanjak naik kelas, dan terus bertemu bermacam pelajaran yang tidak ada habisnya. Akhirnya, terkadang saat mengalami itu semua, susah menyadari kenaikan-kenaikan kelasnya. Hal-hal dapat terjadi secara lembut, tidak eksplisit. Dalam kelas ini kita diuji, namun hasil belajarnya tidak dapat dikonversi pada nilai angka. Mengerjakan ulangan tanpa mendapat ranking kelulusan. Bagaimana tidak pusing!
Pada beberapa sudut pandang, memang sering sulit melihat undak-undakan garis kita belajar itu sebagai sebuah garis besar yang lurus naik ke atas. Ia terkumpul seperti riak, seperti jalanan di bukit, hanya naik-turunnya yang terlihat. Tapi berkembang, menjadi belajar itu tidak bisa terkekang ada atau tidaknya konsep undak-undakan kelas, kan? Mungkin tidak akan terlalu mudah juga kita bisa meraba perkembangan diri tanpa angka dan pengakuan di atas kertas. Seperti tidak menjalani sekolah dan tidak mengikuti urutan kelas di mana-mana. Dan sebagai salah satu orang yang jadi pelakunya, oh tentu saja saya merasakan itu sehari-hari.
Pertanyaannya satu, kalau orang tumbuh seperti pohon, merekah seperti kuncup lotus mekar; mengering seperti benih; dan bertumbuh kembali seperti kecambah, lalu bagaimana melihat perkembangannya?

Berbagai Pengalaman yang Berkesan

Dengan dan tanpa angka ranking, tanpa unda-undi urutan nilai kelulusan, perkembangan diri tetap terjadi. Walau hanya terasa seperti gundukan-gundukan kecil, mereka tetaplah sebuah capaian dan wujud nyata dari bentuk jiwa kita. Berhasil menanam cabai, berhasil memasang ruji, berhasil memotret sebuah gambar. Terkadang memang hanya bisa diraba saja, apakah dengan hal-hal ini perkembangan diri telah bergerak sampai suatu tempat.
Salah satu cara mencari tahunya sebetulnya cukup sederhana. Dijalani sambil dirasakan saja bermacam landmark rasa yang muncul sepanjang perjalanan.

Mengutip contoh dari salah satu tweet @dewitarot:

Pelajaran ikhlas ternyata mahal harganya. Waktu belajarnya juga lama, ujiannya susah, belum tentu 1x langsung lulus. 

Kelulusan, naik kelas-naik kelas mikro dan makro dapat kita alami setiap saat. Terkadang mereka muncul meninggalkan sebuah bekas dalam indra perasa kita, entah itu perasa fisik, entah itu yang di dalam rasa. Ada kangen, ada bahagia, ada sedih, ada bangga, mungkin kemunculannya menandai bahwa dalam beberapa aspek kita telah naik kelas. Dalam dayungan kita menjelajahi danau kehidupan, telah kita saksikan satu atau dua bunga lotus berkembang.
Ada yang skalanya kecil, tidak perlu dipelajari sambil duduk di bangku. Untuk yang skalanya terlalu besar, tidak dapat dipelajari hanya dengan menulis soal di meja. Sambil berlari, sambil duduk merenung, sambil mengingat-ingat hal-hal yang telah terlewat. Semua bentuk pengalaman adalah sebuah perayaan. Upaya kita sebagai manusia, membangun diri, jiwanya! (IoTheMoon)

sumber inspirasi: kartu oracle Elegance, Magical Times Empowerment Cards by Jody Bergsma

This entry was posted in : motivasi, Renungan
And tagged : , , , , , , , , ,

Leave a Reply