Health Oracle Card: Merawat Kendaraan Jiwa

Posted on : 27 December 2021

Kartu oracle Health mengajak kita untuk sadar bahwa badan adalah sebuah kendaraan! Kendaraan satu-satunya yang diberikan untuk perjalanan hidup kita.

Saat memulai kehidupan ini, kita diberi sebuah kendaraan bagi jiwa yaitu badan, tubuh. Walaupun masih ada beberapa cabang pemikiran yang memperdebatkan mengenai apakah badan adalah satu dengan jiwa/pikiran, atau jiwa dan badan adalah dua hal terpisah yang mengalami kehidupan. Bagaimanapun bentuknya, paling tidak kita setuju, bahwa ‘aku’ sedang berada di dalam badan; dan badan ada dalam sebuah paket bernama ‘aku’. Seumur hidup, yang pasti akan kita alami setiap hari adalah merasakan kesadaran, terbangun di dalam badan. Lalu saat butuh istirahat, kita akan memejamkan mata mengistirahatkan badan. Saat itu terjadi, kesadaran pun sejenak ikut terhenti. Mau tak mau, keberbadanan telah menempel pada kita sejak hari pertama kita tinggal di dunia. Tinggal bagaimana kita mengolah relasi dengan sang ‘kendaraan’.

Karena biarpun katanya badan itu kendaraan satu-satunya buat jiwa, menaikinya kadang masih hanya soal berangkat ke titik B dari titik A. Hanya sebuah commuter usang yang membawa jiwa pada ingin-inginnya. Membawa diri pada ambisi ini dan itu. Ingin jadi penulis yang keren, maka mata dan tangan ditekan untuk aktif mengetik sampai larut malam. Ingin merasakan rasa ayam kentucky, terkadang tubuh dipaksa mencernanya dari hari ke hari. Tak jarang relasi kita dengan sang badan menjadi sesuatu yang terlalu layak dan sepantasnya. Kalau kaki dapat bergerak, berarti kemungkinan besar kita masih bisa berjalan. Kalau ia masih ada, berarti kita masih dapat menggunakannya.

Memang butuh waktu ‘bengong’ untuk bisa merasakan relasi kita dengan tubuh. Apakah aku benar mengalami semua dengan badanku? Apakah badanku baik-baik saja sepanjang pengalamanku ini? Dan sering kali, waktu untuk bengong itu tidak ada. Rasanya ‘mengendarai’ badan menjadi semakin sulit dirasakan. Padahal menghadapi dan turut merasakan apa yang kita temui sebagai diri, bukan tidak mungkin ia akan kelelahan. Di bawah stress ia bisa ikut sakit juga. Dibanting-banting, belum tentu tetap dapat mempertahankan fungsi normalnya. Sudah begitu, kalau mau peduli dan merawat badan, tak jarang niat tersebut harus diterjemahkan dalam cara yang rumit. Harus ke gym lah, harus yoga lah, atau harus vegan dan menghitung input kalori. Atau tidak, mentok-mentok kalau sudah sakit kelak harus pergi ke dokter.

Kita dapat belajar mengenai mengendarai badan kepada salah satu fenomena komunitas orang yang muncul di bumi yang menarik dan berwarna ini. Gearhead, sebutannya. Mereka membangun relasi dengan kendaraan mekaniknya. Terlepas itu sepeda, motor, mobil, bahkan truk dan traktor. Mereka sangat berdedikasi untuk merawat, menjaga, dan kadang membentuk sebuah kendaraan. Semua agar sang kendaraan dapat berada dalam kondisi seturut visi dan harapan pribadi. Mereka adalah kumpulan individu yang berteman baik dengan kendaraannya. Sebuah individu yang memilih untuk berkenalan lebih dekat dengan kendaraannya, pun mempercayainya mengemban sebagian identitas sang pemilik. Tak sedikit yang mempercayakan dirinya kepada sang kendaraan untuk menempuh jarak ribuan kilometer. Atau berjalan bersama bersenang-senang di akhir pekan. Akan berbinar matanya kala mempelajari atau berbagi mengenai seluk-beluk kelancaran kerja sang kendaraan.

Terkadang well-being sebuah kendaraan bukanlah sebuah fokus utama bagi para pengendara, tapi para gearhead mencoba melakukan kebalikannya. Mereka mencoba peduli mengenai bagaimana bentuknya, bagaimana ia memancarkan informasi-informasi audio, visual, dan rasa pada dunia di sekitarnya. Mereka juga mencoba mengerti seluk-beluk cara kerja sang kendaraan dan reaksinya saat digunakan. Dengan mengerti, jadi lebih yakin pula kita menapaki perjalanan bersama kendaraan. Pun bila sewaktu-waktu terjadi sesuatu, ada kemungkinan bahwa kita mengerti apa yang salah dengan si kendaraan. Bahkan kadang telah terprediksi. Tidak hanya menunggu dan menggantungkan kesehatan kerjanya pada bengkel saat sudah rusak.
Dengan pengertian dan rasa peduli yang lebih tinggi, tidak ada lagi pertanyaan “Kok jadi melambat, ya? Kok jalannya tidak lancar? Kok tidak sehat?” lha yang punya badan siapa. Dengan menjadi sebuah gearhead mengendarai badan jadi lebih mudah untuk mengerti apa yang terjadi. Karena siapa lagi yang harusnya mengerti apa yang terjadi dengan badannya kalau bukan pemiliknya sendiri?

Karena mengemban tugas sebanyak itu, kendaraan, entah itu kendaraan jiwa atau kendaraan mekanis akan mudah lelah juga. Semoga kita, bersama dengan kawan-kawan sekomunitas gearhead pemilik badan, dapat berbagi energi untuk merawat kendaraan kita masing-masing. Semoga badan dan jiwa kita dapat saling menjaga, dan bukan hanya dalam relasi servis rutin saat sudah tidak enak dipakai saja. (IoTheMoon)

Leave a Reply