KEPASRAHAN SEORANG IBU – kisah kepasrahan jiwa
Seorang Ibu pasti mencintai anaknya. Apalagi jika anaknya hanya seorang. Seluruh jiwa raga, hidupnya akan rela dia serahkan bagi kebahagiaan anaknya.
Seorang ibu, sebut saja Ibu A, menderita sakit selama kurang lebih 6 bulan. Keluhan awal mual dan muntah. Diagnosis awal adalah sakit lambung. Pengobatan untuk lambung dilakukan, namun tidak juga kunjung membaik. Selama 6 bulan tersebut hampir setiap bulan menjalani rawat inap di rumah sakit. Badannya menjadi kurus karena kekurangan asupan makanan.
Setelah 6 bulan, dokter melakukan evaluasi, dan ditemukan adanya penyumbatan pada usus dua belas jari. Solusi yang ditawarkan adalah pembedahan. Ibu A merasa takut. Ada ketakutan gagal pada proses pembedahan yang berakibat pada kematian.
Setiap orang akan mengalami kematian, tinggal waktu dan caranya saja yang berbeda-beda, sesuai dengan kehendak Allah. Saya mencoba meyakinkan Ibu A bahwa kematian bukanlah hal yang menakutkan. Tuhan Yesus sendiri meneladani bahwa Dia mengalahkan maut dengan kebangkitan. Selama masih diberi nafas kehidupan, tugas manusia adalah mengusahakan hidup yang terbaik, termasuk kesembuhan untuk sakit yang sedang diderita.
Sebelum melakukan pembedahan, Ibu A diberi bekal minyak suci, supaya menjadi kekuatan iman di dalam dirinya, bahwa hidup matinya adalah milik Tuhan.
Satu minggu sebelum pembedahan, saya mendapat tugas menuntun Ibu A untuk berdoa mohon ampunan Tuhan, dan menyerahkan jiwanya kepada Sang Pemilik Hidup, supaya ada kepasrahan. Saat itu saya juga mulai berdoa Rosario peristiwa Terang dan Mulia setiap pukul 17.00.
Puji Tuhan, proses pembedahan berjalan dengan lancar. Doa Rosario masih terus saya lakukan. Ibu A tampak senang karena proses pembedahan berjalan lancar, tanpa rasa sakit yang berarti. Ada harapan pada kesembuhan. Namun dari proses pembedahan itu diketahui Ibu A memiliki sel kanker yang letaknya di belakang usus halus. Dokter memberikan rencana tindak lanjut terhadap kanker tersebut.
Empat hari setelah pembedahan, Ibu A menghadap Bapa tanpa kesakitan. Ada kepasrahan dalam jiwanya. Ada kebahagiaan ketika berjumpa Bapa di surga. Sel kanker dapat dikalahkan dengan hidup abadi di surga. Kesembuhan sejati yang datang dari Allah Bapa dan PutraNya Yesus Kristus, lewat perantaraan Bunda Maria. (dewi)