Koneksi Bersama Semesta

Posted on : 1 January 2021

Dulu kita datang dari air, tumbuh dari pohon.
Dulu kita ada dari pelukan hutan dan lembah. Selalu, kita ada dalam lindungan alam dan seisinya.

Balik saat genus homo (genus-nya manusia) masih di atas pohon. Buah-buahan yang ranum manis, serangga-serangga dan hewan lain menjadi berkah pangan dan teman bagi kita. Sungguh tidak usah menyentuh tanah kalau tidak perlu. Semua sudah tersedia untuk kita hidup bertahun-tahun selanjutnya. Gerak-gerak kita seakan selalu dibimbing, disediakan, dalam aman dan lika-liku alam. Seperti hidup di-oracle-i olehnya. Bahkan sampai saat kita mulai turun dari pohon menjelajahi tanah, pun, alam tidak pernah (dan tidak pernah bisa) pergi meninggalkan manusia.
Di tanah, manusia bisa bertemu banteng, kuda, babi, rusa. Tertuntun menjadi pemburu yang ulet dan gigih, juga pengguna alat yang canggih. Tanaman-tanaman bersemak dan perdu pun mulai bisa dilihat dari sudut pandang berbeda. Dikumpulkan, diramu, sampai ditanam. Diburu, ditaklukkan, atau diternak.
Alam hadir lewat semua anak-anaknya. Karena itu, bimbingannya itu, pun, berlaku bagi makhluk lain. Terus menemani ke mana pun kita pergi, saling menuntun dan mencukupi. Sebuah kekuatan yang bisa mengubah paus dari mamalia berkaki jadi mamalia laut, atau ganggang yang pindah dari air menjadi lumut-lumut di darat. Alam terus membimbing dan menyelimuti kita dalam kehidupan.
Lalu bagaimana di sini, dalam perburuan dan penaklukan yang kita jalani sehari-hari? Bentuknya memang sudah tidak lagi berlari secara fisik mengejar sapi, banteng, atau babi. Bertarung dengan deadline dan kawan-kawannya, untuk mimpi buruan yang lebih luas lagi. Mengejar-ngejar hardisk, headset, ini-itu untuk ‘survive’ secara menyenangkan di bumi ini! Terkadang rasanya semakin jauh dari bimbingan langsung alam, memang. Kemungkinan besar tidak ketemu langsung dengan hewan-hewan lain dan tanaman. Seakan berburu untuk spesies kita sendiri, lepas dari dekapan alam, dalam sebuah habitat terbayang.
Waduh waduh sangat distopian sekali penggambarannya. Ah, tapi paling tidak, bisikan-bisikan dan limpahan alam masih terus ada dengan kita! Dari tanaman-tanaman di pinggir jalan, daun, bunga, ranting, lebah, pohon, tanah. Bisikannya masih terus bisa kita dengar lewat temu-temu kecil dengan sesama ‘anak-anak alam’ yang lain. Seru sekali!
Alam akan terus terbuka untuk disambangi, lewat jalan-jalan di sawah, lewat kerja merawat kebun. Lewat semua hewan dan tanaman, entah domestik atau liar. Karena sejauh apa pun kita berputar, berubah bentuk, alam akan tetap memeluk kita. Ia selalu ada. Sadar tak sadar, alam, pun, masih meng-oracle-i kehidupan kita sehari-hari. Memberi tuntunannya dalam bisikan-bisikan kecil yang menyenangkan. Tinggal kita dengarkan dan terus ‘Connect with Nature’ saja!(iothemoon)

Leave a Reply