PERGILAH DENGAN BAHAGIA ANAKKU SAYANG – kisah kepasrahan jiwa
Ini adalah kisah seorang Ibu yang dengan berat hati merelakan kepergian anaknya menuju ke rumah Bapa.
Kurang lebih dua tahun yang lalu lahirlah seorang anak laki-laki istimewa, sebut saja D, dari Bapak Ibu bernama X dan Y. D adalah anak ke-2. Kakaknya juga laki-laki berusia 5 tahun. Mereka hidup dalam keluarga sederhana.
Sejak usia 5 hari, bayi D divonis mengidap downsyndrome dengan potensi ada gejala leukemia. Berbagai tes dilakukan. Beberapa kali bayi D menjalani rawat inap di rumah sakit. Pada usia 6 bulan, bayi D diharuskan melakukan transfusi darah yang pertama.
Seiring berjalannya waktu, proses terapi bagi bayi D terasa semakin berat. Berat badan yang sulit naik, asupan nutrisi yang kurang, HB selalu di bawah normal, dan lain sebagainya. Bapak Ibu X & Y terus mengusahakan yang terbaik bagi D.
Di usia D ke-2 tahun, gejala positif leukemia semakin jelas. Dokter pun menyarankan untuk melakukan kemoterapi. Sebelum kemoterapi, orangtua anak D memintakan sakramen minyak suci.
Kemoterapi pertama berhasil dilakukan. Kondisi pasca kemoterapi cukup stabil, namun bayi D tampak rewel, kurang nafsu makan.
Ibu Y berkeluh kesah kepada saya dan meminta saran serta doa yang terbaik bagi anak D. Keluarga sudah pasrah karena melihat kondisi fisik anak D yang semakin menurun.
Saat itu saya menyarankan doa Litani Hati Kudus Tuhan Yesus dan mempersembahkan anak D untuk bersatu, masuk ke dalam Hati Yesus yang Mahakudus.
Setelah 3 hari berturut-turut Ibu Y dan Bapak X mendoakan doa tersebut, anak D pergi ke surga dengan bahagia. (dewi)