PERTANDINGAN

Posted on : 28 December 2020

Dalam udara pagi yang masih sejuk bermalas-malasan, kok (shuttlecock) bulutangkis sudah memulai pengelanaannya membelah ruang gedung olah raga. Ruangan beratap tinggi itu ia jelajahi dari sudut ke sudut, depan ke belakang. Melambung dan menghujam dalam kecepatan puluhan kilometer per jam.
Di bawah, empat pemain tersebar di keempat sudut lapangan. Semacam terikat kesepakatan bersama untuk menjaga setiap inci ruang tempat kakinya berpijak. Selalu mengantisipasi kedatangan kok dari seberang net, menyiapkan tenaga di ujung raket agar yakin kok itu bisa kembali ke sudut seberang. Walau mungkin pada saat kok betulan datang, tidak semuanya sedang siap dan bisa mengatasi, tapi para pemain masih tetap terikat tujuan yang sama. Kok harus terus berkelana di udara ruang gedung olah raga.
Pertukaran kok selalu terjadi dengan sangat dinamis. Baginya cukup 2-3 detik untuk mencapai ujung lapangan satunya. Membuat tatanan suasana di gedung olah raga berubah dengan sangat cepat. Para pemain sungguh asyik tenggelam dalam runtutan strategi, antisipasi, dan aliran daya. Udara malas-malasan pun berubah penuh akan kehidupan!

Di sisi lain, di satu sudut lapangan terduduk Aoki, masih bercengkrama dengan malas udara pagi yang tersisa. Sendiri menonton kemegahan permainan dari pojokan lapangan, penuh kesadaran kalau ini bukan tempatnya. Ia tidak akan cocok buat ikut main, entah mengapa. Biarpun kuat, tubuhnya lambat. Seluruh badannya belum terbiasa menghadapi hujaman kok yang bertubi-tubi. Lagipula, malas-malasan adalah tempat hatinya tertambat.
Namun, apakah hanya malas yang ia rasakan saat menyaksikan pertandingan? Tidak. Tentu saja tidak. Memang, dia ada di sana hanya karena Adi membawanya. Tanpa harapan untuk ikut bermain, hanya untuk turut hadir dari kejauhan. Tapi energi sabetan raket dan lesatan kok tidaklah bisa untuk tidak dirasa! Terlalu seru! Membuat duduk malas-malasannya menjadi duduk di ujung kursi!
Tanpa sadar, kakinya mengajak bergerak, leher dan pundaknya merasakan geli. Energi menjalari jari-jari. Seluruh tubuhnya mengajak beranjak. Ingin ia langsung masuk ke lapangan! Tapi, ya, tentu saja tidak bisa. Keempat pemain belum menyelesaikan permainannya. Kalau permainannya sudah selesai pun apakah Aoki langsung bisa bermain bulutangkis hanya dengan bermodal keinginannya? Tentu saja tidak. Yang bisa dilakukan hanyalah terus duduk di sana, menjadi canggung secanggung yang ia bisa.

Namun seusai pertandingan tadi, sudut lapangan itu dihampiri sebuah kesempatan. Adi datang menawarkan, “Mau ikut main nggak?” Sungguh rasanya tidak nyata. Hati Aoki bahagia, tentu saja. Namun apa ya dia bisa ikut bermain? Antara iya atau tidak, tawaran itu diterima. Diberanikan sajalah. Walau ia sudah pasti tidak akan bisa melibatkan diri sebaik para pemain lain, yang posisinya seakan sudah tiga level lebih mahir. Si penyimak telah menyimak. Sudah teriak jiwanya ingin mencoba.
Apalah artinya pertandingan pertama yang keren. Pertandingan yang seperti pertandingan pertama tokoh-tokoh utama di anime. Buruk pun sudah jadi sebuah berkah tersendiri bagi badan jiwa gatalnya. Di akhir pertandingan, si Adi hanya bisa meyakinkan Aoki; “Kamu masih butuh banyak latihan.”
Ya memang, ia butuh banyak latihan.

Kartu tarot Eight of Wands seakan berseru tentang semua itu! Perubahan-perubahan (salah satunya kesempatan) yang cepat datang-pergi, pergerakan, dan hal-hal yang akan ada bila diberi usaha.
Kalau mau bergerak, bergerak sajalah dirimu!
Walaupun benar juga hukum pertama Newton; semua yang tidak bergerak akan cenderung untuk tetap tidak bergerak. Kebetulan saja si pengamat dapat kesempatan untuk jadi pemain. Terkadang susah sekali untuk dapat kesempatan atau momentum untuk bergerak. Tapi jangan khawatir! Sesusah apapun itu, hukum pertama Newton masih ada lanjutannya: semua yang bergerak, akan cenderung tetap bergerak.
Yakin dan percaya diri saja dengan kemampuan yang dimiliki. Toh, akhirnya bakal harus banyak belajar dan latihan lagi. Pada akhirnya, ‘pertandingan’ itu akan menerimamu. Di dalamnya, kamu ada untuk mereka, dan mereka ada untuk kamu. (iothemoon)

Leave a Reply