Syukur

Posted on : 9 July 2015

Syukur atau berterima kasih kepada Tuhan di saat-saat menyenangkan pasti mudah. Namun apakah kita mampu bersyukur saat kita mendapatkan musibah, bencana, atau di saat-saat tidak menyenangkan?

Dini dan Dito. Pasangan muda dengan 3 anak yang masih kecil. Anak pertamanya berusia 6 tahun, anak kedua berusia 4 tahun, dan anak ketiganya berusia 2 tahun. Keluarganya adalah keluarga harmonis, bahagia dengan malaikat-malaikat kecil mereka. Pada suatu hari, anak ketiganya sakit, lalu Tuhan memanggil dia ke surga.

Dini sebagai ibu sangat terpukul, depresi. Dia menyalahkan Tuhan. Mengapa mengambil anak bungsu yang sangat dikasihinya. Setiap hari hingga 3 bulan setelah kematian anaknya, Dini tidak melakukan perannya sebagai ibu. Dito sebagai suamilah yang mengambil peran.

Pada suatu hari, sepulang sekolah anak Dini yang kedua menunjukkan hasil gambarnya di sekolah. Gambar itu sederhana. Rumah, dengan 4 orang berdiri di depan rumah. Pada masih-masing orang ada tulisan: bapak, ibu, kakak, aku. Semuanya tersenyum dengan lebar dengan bergandengan tangan. Matahari digambarkan besar, bersinar di atas rumah.

Melihat gambar anaknya yang sederhana itu, Dini kaget. Dia jadi sadar, ternyata selama 3 bulan ini dia kurang memperhatikan keluarga kecilnya. Keluarga kecil yang sangat disayanginya. Dini jadi merasa sangat bersyukur. Meskipun dia kehilangan satu anak, tapi dia masih memiliki suami dan 2 anak yang sangat mencintainya. Senyum yang hilang 3 bulan terakhir ini, sekarang muncul lagi. Dengan penuh syukur, dia peluk anaknya.

Bersyukurlah untuk semua yang telah didapat dan yang masih ada. Janganlah menangisi sesuatu yang hilang atau belum didapatkan. Karena di dunia ini tidak ada yang abadi.

This entry was posted in : Inspirasi
And tagged : , ,

Leave a Reply