Dewi Tarot – Ramalan Kartu Tarot

Adakah iblis atau setan di dalam diri kita? Wah, pertanyaannya kok menyeramkan ya…
Maksud pertanyaan ini bukanlah manusia yang kerasukan roh iblis atau kesurupan, namun iblis atau setan dalam bentuk lain, yaitu nafsu negatif dan perbuatan-perbuatan jahat atau curang yang hanya menguntungkan diri sendiri namun merugikan orang lain.
Di dalam diri setiap orang pasti memiliki setan yang tampaknya enak dan menyenangkan namun itulah sumber bencana dan kerugian untuk kita. Saya pun punya, minimal sifat malas atau cari enaknya sendiri. Menyenangkan, namun ternyata itu merugikan untuk ke depannya.
Dalam kartu tarot, The Devil dilambangkan dengan sesosok setan. Ada yang berpenampilan menyeramkan, namun ada juga setan yang tampil sebagai sosok laki-laki yang berpenampilan bagus. Hal ini ingin menunjukkan bahwa setan tidak selalu hadir dalam wujudnya yang jelek. Dia bisa dalam wujud apa saja, bahkan hal yang tampak baik dan menyenangkan.
Jika dalam sesi konsultasi tarot muncul kartu The Devil, pembaca tarot harus cukup jeli mengartikan kartu ini. Sangat jelas tersimpan energi negatif yang cukup besar. Jika ramalan atau pertanyaan berhubungan dengan percintaan, maka kemungkinan besar klien ada relasi atau komitmen yang tidak sehat. Ini sebaiknya disarankan untuk segera diakhiri.
Ketika muncul dalam ramalan tentang pekerjaan, bisa jadi klien terlibat dengan intrik di tempat kerja. Ada kecurangan dan ketidakjujuran untuk mengejar kepentingan pribadi. Bisa juga berhubungan dengan permainan uang atau korupsi. Perlu dilihat juga konsekuensi yang akan terjadi. Karena perbuatan yang tidak jujur pasti akan ketahuan.
Dalam ramalan bisnis, klien terlibat bisnis yang tidak sehat. Ada unsur tipu menipu. Jika baru rencana, ajak klien untuk mengurungkan bisnis itu, karena akan merugikan orang lain dan klien akan menerima konsekuensi dari perbuatannya.
Bagaimana cara kita mengendalikan The Devil yang ada di dalam diri kita? Yang pertama dan utama pasti berpegang teguh pada ajaran agama kita masing-masing dan percaya hanya pada kekuatan Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, eling dan waspada pada segala tindakan, perilaku, dan perkataan kita. Ingat, yang tampak baik, nyaman, menyenangkan belum tentu benar-benar baik untuk masa depan kita di dunia dan akherat nanti.