The Rider

Posted on : 21 March 2021

Menanti, menanti kita menanti. Menanti pagi, menanti awal bulan, menanti datangnya si ‘dia’, menanti nanti…
Berharap di ujung nanti itu datang terbentang sebuah momen untuk lancar bekerja, bertualang, melanjutkan perjalanan mekar berkembang. Karena terkadang memang keadaannya hanya bisa dibuat menunggu sambil dijalani. Ada saja hal-hal yang membuat keinginan kita tertunda. Entah itu pelik atau sederhana. Ingin merangkai sepeda, tapi sedang tidak di rumah. Ingin liburan, tapi kok ya tiap hari sudah libur. Ingin punya lover, tapi kok… ya begitu lah pokoknya.
Terkadang hati rindu melakukan ini-itu, namun seperti belum ada yang boleh terjadi. Akhirnya ya mengerjakan yang lain, atau terus berusaha mendatangkan momen itu. Semacam stuck namun bergerak, bergerak namun stuck. Lelah, bosan, sedih, sebal, tapi seru!
Kedatangan momen pergerakan yang ditunggu-tunggu itu dicoba dilambangkan oleh kartu Lenormand Rider. Sangat membahagiakan pasti rasanya didatangi kartu The Rider. Lepas kita dibawanya dari hal-hal yang dinanti dan belum terwujud. Ia datang seperti sebuah imbalan, membayar semua kerja keras yang melelahkan, penantian panjang yang (inginnya sih tidak, walaupun ya iya juga) membosankan. Kado yang telah ditunggu-tunggu sampai ingin menangis, sulit tidur, membuat sebal. Ah, rasanya tak terbayangkan.
Tapi kadang kalau sudah bergerak takutnya rasanya kosong juga. Apakah kita dapat cukup berterima kasih atas perjuangan kita setelah mendapatkan hasilnya? Bagaimana kalau sudah bergerak nanti, sudah dapat kado, malah lupa merasakannya pelan-pelan. Ganti misi, ganti keinginan, membuat penantian melelahkan lagi. Wah menyebalkan juga itu.
Itu juga ada dalam identitas mas-mas the Rider dalam gambaran Kartu Lenormand ini. The Rider bisa plin-plan, ia tidak selalu bisa menyetir kudanya dengan baik. Fokusnya agak tipis, mungkin terlalu bahagia dengan kecepatan kudanya.
Semoga pada riding-nya tiba, kita dapat naik kuda dengan fokus, hati-hati dan penuh cinta. Semuanya itu toh sama saja. Tidak ada bedanya kalau dipikir, riding dan pra-riding. Sama-sama bertualang dan berjuang. Sama-sama bernafas. Semoga nafas yang ditarik dalam kedua masa itu sama-sama penuh terima kasih dan bahagia.
Mungkin setelah bergerak, ‘masa tertunda’ pra-rider itu menarik juga lho untuk diingat dan diresapi kembali. Biarpun saat ‘riding’ itu tak kunjung datang, biarpun penantiannya bikin gemas dan sebal, masa-masa itu tetap bisa menjadi sebuah ride tersendiri yang berharga. Seperti petualangan membetulkan dan merawat sepeda sebelum bisa lancar jalan jauh sejauh-jauhnya.
Ketika bergerak, berkembang sampai pada titik yang diinginkan hampir pasti akan muncul lagi keinginan-keinginan dan hambatan lainnya. Tinggal loncat dari ingin satu ke ingin lainnya saja. Berputar antara ingin bergerak dan mulai bergerak. Sebetulnya ada tidak sih masa yang betul-betul stabil; tidak menunggu bergerak, tapi juga tidak terlalu bergerak? Tidak menunda, tapi juga tidak ada yang tertunda.
Yah, semoga, riding apa pun itu, bagaimanapun itu, dapat menjadi terus mengalir menyenangkan. Pun tetap terkendali dalam jalur-jalur baiknya. Toh nanti akhirnya akan sampai pada tujuan sama yang terkadang kabur dan tidak jelas itu. Kalau tidak sampai sana, ya paling tidak kita perginya ke arah sana!

Funfact: Kartu kali ini tidak datang dari deck kartu tarot. Ini adalah kartu Lenormand, diramu oleh Marie Anne Lenormand, seorang fortune teller terkemuka di Perancis abad 18.

Leave a Reply